Saturday, 29 July 2017

TERLALU TINGGI

Bus pulang pergi di jalanan ibukota Sumatera Selatan, bus bolak balik seperti orang galau yang sedang menanti gebetan. Teriakan si kenet yang mendentingkan uang logam di kaca jendela tua itu. Menawarkan kita untuk naik ke busnya meski salah jurusan.
            Aku adalah mahasiswa di salah satu kampus negeri di Kota Palembang, seperti biasanya aku naik bus kota dari tempat nenekku ke kampusku. Waktu itu aku belum dibelikan motor oleh orangtuaku. Sambil menunggu, aku pura-pura membaca buku. Iya, kalian mungkin belum tau nikmatnya membaca buku di dalam bus, nampak smart gitu loch.
            Tampilan facebook waktu itu masih norak, belum sebagus sekarang. Friendster baru saja tutup, twitter belum terlalu booming, instagram masih di angan-angan penciptanya, blogspot jadi tempat curhatan anak alay, Pak SBY masih presiden sedangkan Jokowi masih jadi Walikota Solo, BBM belum sampai 6.000-an, uang 10.000 bisa buat jajan banyak soalnya CCTV masih sedikit.
            Aku adalah mahasiswa super aktif, aku ikut semua organisasi, aku ikut semua kegiatan dan yang terpenting adalah aku selalu ikut semua mata kuliah *etsah mantap jiwa. Iya, seaktif apapun kamu di organisasi dan kegiatan kalau seandainya nilaimu anjlok dan banyak ketinggalan mata kuliah, sepertinya kurang bermanfaat ya. Bahkan bisa jadi kita dikategorikan korup, iya kita korup kepada pemberian orangtua.
            Jadi, seperti biasanya di bus kota yang sumpek aku duduk di dekat jendela supaya dapat banyak angin. Terlalu lelah, hingga akhirnya tanpa sadar aku tertidur dan telah sampai ke tujuan. Sambil turun aku melihat kiri kanan dan bertemu dengan seorang wanita yang berasal dari jurusan lain. Aku lihat namanya di nametagnya, kemudian aku ingat dan mencatatnya di notes yang selalu aku masukkan ke dalam kantongku.
            Malam hari anak kuliahan yang belum mengenal gadget dan internet yang ada dimana-mana seperti sekarang harus dihabiskan dengan nongkrong di warnet. Mungkin yang namanya warnet sudah kurang familiar di sini, karena internet bisa kita akses dimana-mana. Warnet adalah warung internet, dia biasanya pakai sambungan internet LAN yang ada di sever. Bentuknya bilik-bilik kayak bilik bercinta di ruang tahanan untuk koruptor, apa yang kita buka nggak akan diketahui oleh orang sebelah. Yang tau apa yang kita buka hanya kita, admin dan Tuhan. Jadi, jangan buka yang aneh-aneh dan jangan heran juga adminnya senyum-senyum atau pasang wajah ngejek pas kamu bayar, karena dia tau apa yang kamu buka.
            Aku membuka ­facebook baruku, koneksi dari warnet jangan kira cepat 10 MBps kayak sekarang, tapi paling cepat bisa 1 MBps aja, buka google aja bisa sampe setengah jam, belum lagi ketik keywordnya, belum lagi tiba-tiba kamu salah ketik keywordnya, rasanya pengen banting layar monitornya. Setelah terbuka facebook aku langusung membuka menu search yang kemudian mengetik nama gadis tersebut. Setelah terbuka, aku memilih mana yang kira-kira pas dengan deskripsi dirinya.
            Ketemu satu! Ungkap hatiku sambil membuka facebooknya, oke sudah pas dan kemudian kita mulai kepoin tu fb-nya dia.
            Aku langsung membuka menu pesan, dan mengetik kata “.... hai, boleh kenalan.”.
            Oke, itu trik menjijikkan kami yang saat itu pengen kenalan sama cewek via facebook. Sebenarnya aku sudah pernah dapetin cewek dari faceook. Ada yang failed, ada yang beres juga. Dulu kita ga kenal yang namanya camera 360 atau autocantik kayak yang sekarang, jadi rata-rata foto facebook dulu aib jika dilihat di tahun-tahun sekarang. Yang masih punya segeralah dihapus sebelum terlambat.
            Pesanku ternyata belum dibalas juga, aku menunggu dua jam belum dibalas juga. Hingga akhirnya si ayam berkokok, aku lihat jam ternyata sudah jam empat. Aku langsung balik ke rumah buat istirahat. Kayaknya ga mungkin juga ada cewek yang balas chat aku jam segitu.
            Seperti biasa, aku melanjutkan aktifitasku pagi ini. Ke kampus, dengan mengendarai bus, kemudian ketiduran di bus, turun di simpang buat jalan kaki ke jurusan, trus pulang lagi, malam-malam ke warnet.
            Malam ini aku mencoba membuka pesan di facebookku lagi, tetapi belum juga aku mendapatkan balasan darinya. Wah... wah, kenapa dia nggak ngebales ya. Bahkan pesan dariku belum dia baca, bisa jadi dia belum membuka fb-nya.
            Malam esoknya aku check lagi fb-nya, ternyata sudah dia baca dan belum dibalas. Oke fix, aku coba chat sekali lagi pura-pura salah kirim, dan hasilnya sama saja. Ternyata sudah dia baca tetapi belum dia balas juga. Oke, aku tau ini tidak mudah. Terima saja kenyataan bahwa kamu mengganggu hidupnya.

            Terkadang orang yang seperti inilah yang layak untuk dikejar-kejar, karena sulit untuk mendapatkannya dan membuat kita penasaran tentang dirinya yang tertutup. Iya, tertutup rapat dengan tembok yang tinggi.