Bus pulang pergi di jalanan
ibukota Sumatera Selatan, bus bolak balik seperti orang galau yang sedang
menanti gebetan. Teriakan si kenet yang mendentingkan uang logam di kaca
jendela tua itu. Menawarkan kita untuk naik ke busnya meski salah jurusan.
Aku adalah mahasiswa di salah satu kampus negeri di Kota
Palembang, seperti biasanya aku naik bus kota dari tempat nenekku ke kampusku.
Waktu itu aku belum dibelikan motor oleh orangtuaku. Sambil menunggu, aku
pura-pura membaca buku. Iya, kalian mungkin belum tau nikmatnya membaca buku di
dalam bus, nampak smart gitu loch.
Tampilan facebook waktu
itu masih norak, belum sebagus sekarang. Friendster
baru saja tutup, twitter belum
terlalu booming, instagram masih di
angan-angan penciptanya, blogspot jadi
tempat curhatan anak alay, Pak SBY masih presiden sedangkan Jokowi masih jadi
Walikota Solo, BBM belum sampai 6.000-an, uang 10.000 bisa buat jajan banyak
soalnya CCTV masih sedikit.
Aku adalah mahasiswa super aktif, aku ikut semua
organisasi, aku ikut semua kegiatan dan yang terpenting adalah aku selalu ikut
semua mata kuliah *etsah mantap jiwa. Iya, seaktif apapun kamu di organisasi
dan kegiatan kalau seandainya nilaimu anjlok dan banyak ketinggalan mata
kuliah, sepertinya kurang bermanfaat ya. Bahkan bisa jadi kita dikategorikan
korup, iya kita korup kepada pemberian orangtua.
Jadi, seperti biasanya di bus kota yang sumpek aku duduk
di dekat jendela supaya dapat banyak angin. Terlalu lelah, hingga akhirnya tanpa
sadar aku tertidur dan telah sampai ke tujuan. Sambil turun aku melihat kiri
kanan dan bertemu dengan seorang wanita yang berasal dari jurusan lain. Aku
lihat namanya di nametagnya, kemudian aku ingat dan mencatatnya di notes yang
selalu aku masukkan ke dalam kantongku.
Malam hari anak kuliahan yang belum mengenal gadget dan
internet yang ada dimana-mana seperti sekarang harus dihabiskan dengan
nongkrong di warnet. Mungkin yang namanya warnet sudah kurang familiar di sini,
karena internet bisa kita akses dimana-mana. Warnet adalah warung internet, dia
biasanya pakai sambungan internet LAN yang ada di sever. Bentuknya bilik-bilik
kayak bilik bercinta di ruang tahanan untuk koruptor, apa yang kita buka nggak
akan diketahui oleh orang sebelah. Yang tau apa yang kita buka hanya kita,
admin dan Tuhan. Jadi, jangan buka yang aneh-aneh dan jangan heran juga
adminnya senyum-senyum atau pasang wajah ngejek pas kamu bayar, karena dia tau
apa yang kamu buka.
Aku membuka facebook baruku, koneksi dari warnet jangan
kira cepat 10 MBps kayak sekarang, tapi paling cepat bisa 1 MBps aja, buka
google aja bisa sampe setengah jam, belum lagi ketik keywordnya, belum lagi tiba-tiba kamu salah ketik keywordnya, rasanya pengen banting layar
monitornya. Setelah terbuka facebook
aku langusung membuka menu search yang
kemudian mengetik nama gadis tersebut. Setelah terbuka, aku memilih mana yang
kira-kira pas dengan deskripsi dirinya.
Ketemu satu! Ungkap hatiku sambil membuka facebooknya, oke sudah pas dan kemudian
kita mulai kepoin tu fb-nya dia.
Aku langsung membuka menu pesan, dan mengetik kata “....
hai, boleh kenalan.”.
Oke, itu trik menjijikkan kami yang saat itu pengen
kenalan sama cewek via facebook.
Sebenarnya aku sudah pernah dapetin cewek dari faceook. Ada yang failed, ada yang beres juga. Dulu kita ga kenal
yang namanya camera 360 atau autocantik kayak yang sekarang, jadi rata-rata
foto facebook dulu aib jika dilihat
di tahun-tahun sekarang. Yang masih punya segeralah dihapus sebelum terlambat.
Pesanku ternyata belum dibalas juga, aku menunggu dua jam
belum dibalas juga. Hingga akhirnya si ayam berkokok, aku lihat jam ternyata
sudah jam empat. Aku langsung balik ke rumah buat istirahat. Kayaknya ga
mungkin juga ada cewek yang balas chat aku jam segitu.
Seperti biasa, aku melanjutkan aktifitasku pagi ini. Ke
kampus, dengan mengendarai bus, kemudian ketiduran di bus, turun di simpang
buat jalan kaki ke jurusan, trus pulang lagi, malam-malam ke warnet.
Malam ini aku mencoba membuka pesan di facebookku lagi, tetapi belum juga aku
mendapatkan balasan darinya. Wah... wah, kenapa dia nggak ngebales ya. Bahkan
pesan dariku belum dia baca, bisa jadi dia belum membuka fb-nya.
Malam esoknya aku check lagi fb-nya, ternyata sudah dia
baca dan belum dibalas. Oke fix, aku coba chat sekali lagi pura-pura salah kirim,
dan hasilnya sama saja. Ternyata sudah dia baca tetapi belum dia balas juga.
Oke, aku tau ini tidak mudah. Terima saja kenyataan bahwa kamu mengganggu
hidupnya.
Terkadang orang yang seperti inilah yang layak untuk
dikejar-kejar, karena sulit untuk mendapatkannya dan membuat kita penasaran
tentang dirinya yang tertutup. Iya, tertutup rapat dengan tembok yang tinggi.
No comments:
Post a Comment