Monday, 29 June 2015

PENYAKIT YANG PALING BERBAHAYA?

 
Mampung di Bulan Suci Ramadhan, aku mau nulis sesuatu yang mungkin bisa menyadarkan kita bahwa betapa maha pengampunnya Allah SWT yang merupakan Dzat paling sempurna dan maha pengampun. Bulan Ramadhan betapa istimewanya Engkau dibanding sebelas saudara angkatmu yang sepertinya menginginkan keistimewaan sepertimu. Di dalam badanmu juga Al-Quran sebagai wahyu dan mu’jizat terbesar Rasul diturunkan.
Dan kita mulai ceritanya....
Satu... dua... tiga... seolah-olah sesuatu dihitung sesuai dengan fungsi nominalnya. Melihat sesuatu dan melabelkannya untuk akhirnya dipilah-pilah, oh dia orang baik, dan oh dia orang jahat. Cukup mengesalkan bukan?
            Pantas saja ayahku sering berkata, “Penyakit yang paling mengerikan didunia ini adalah AIDS.” Sebut ayahku dengan penuh teka-teki.
            Aku memandang wajah ayahku yang sudah mulai mengeriput, “AIDS?” bergumam dengan banyak tanda tanya tentang maksud ucapan ayahku itu.
            “Iya, AIDS... bukan AIDS yang kena HIV itu, tetapi Angkuh, Iri, Dengki dan Sombong.” Ucap ayahku menambahkan.
            Ayahku memang sedikit berbicara, seolah-olah ingin aku selalu mengerti sesuatu dari pengalaman kehidupanku. Sekarang, aku baru sadar apa yang diucapkan oleh ayahku itu benar. Sekarang sudah mulai bermunculan orang-orang angkuh yang kalo kita lihat sendiri sebenarnya apa yang dia angkuhkan itu bukanlah hal yang panats untuk dijadikan bahan untuk angkuh. Bagaimana dengan iri? Mereka iri dengki melihat seseorang lebih maju darinya, bukan iri dalam hal positif tetapi iri dalam hal ingin menjatuhkan dan akhirnya berujung dengan riya. Bukankah itu berbahaya? Lebih berbahaya dari penyakit AIDS yang sebenarnya hanya menyerang jiwa.
            Iri terkadang membuat kita lupa apakah yang dia lakukan itu baik atau buruk. Terkadang orang-orang berbuat kebaikan, hanya gara-gara kita iri bisa langsung bilang kalo apa yang dia lakukan itu salah, buruk atau bahkan langsung menjudge riya’. Contoh: ketika kamu buat Bakti Sosial, kegiatan baik dengan niat baik. Tetapi banyak bibir yang mencibir bilang itu pasti riya’ atau itu pasti biar dilihat orang.
            Come on Baby, kita hanya boleh lihat apa yang dia lakukan, tapi kita tak berhak menilai itu. Cukup lihat, kalo baik kita ikuti dan kalo buruk kita tegur baik-baik.
            Iri sih nggak bakal jadi penyakit kalo kita sikapi dengan bijak. Contohnya ni ye, aku sering iri banget sama temenku yang kayaknya mengerti dan paham banget isi buku. Alhasil aku belajar mengikuti pola belajarnya, aku jadikan dia guruku dan aku minta ilmunya untuk aku pahami. Irinya membuahkan hasil, yaitu ilmu yang bermanfaat.
            Bagaimana dengan dengki? Memang dengki merupakan penyakit yang mengerikan. Sering orang-orang senang lihat orang susah dan susah lihat orang senang. Melihat tetangganya beli mobil baru langsung aja sewot. Kalo lihat tetangga beli mobil baru harusnya ente bersyukur berarti nanti bakal ada yang bisa nebengin ente didalam mobil kalau hujan.
            Kita udah bahas iri dan dengki, sekarang gita ganti ke Sombong.
            Sombong itu sifat Iblis (semoga Allah SWT melaknatnya), tak pantas dimiliki oleh manusia yang tidak memiliki apa-apa. Angkuh dan sombong bisa sepaket, dia angkuh mengatakan bahwa apa yang dia katakan benar sekaligus sombong karena dia telah dijalan yang (diyakininya) benar. Kita bukan berbicara masalah aqidah yang memang seharusnya adalah sesuatu yang harus satu. Tetapi masalah cara berjuang seseorang satu sama lain.
            Setiap manusia memilih jalan berjuangnya masing-masing. Ada yang berjihad dengan harta, ada yang berjihad dengan tenaga, ada yang berjihad dengan semangat, dan bahkan ada yang berjihad hanya dengan hafalan. Tetapi itu tak pernah menjadi masalah pada Zaman ketika Rasul masih hidup.
            Banyak orang yang dosanya berlimpah seperti gunung, ada pembunuh, ada penzina, ada peminum-minuman keras, ada apa lagi? Tetapi ketika mereka bertanya kepada Rasul apakah mereka akan diampuni oleh Allah pencipta alam? Rasul menjawab dengan lantangnya kalau semua kesalahannya dapat diampuni oleh Allah SWT maha pengampun asalkan dia mau bertaubat nasuha.
            Tetapi sangat banyak orang-orang (zaman kini), yang ntah ilmune cetek atau memang kagak ngarti menjudge orang lain langsung masuk neraka, dosanya nggak bisa diampuni dan statement aneh-aneh pokoknya.
            Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan seseorang yang melakukan kesalahan. Asalkan dia bertaubat, dia meminta maaf, dia menyesali perbuatannya, menganti rugi apa yang memang harus diganti dan berjanji tak akan melakukannya lagi. Come on boy, kita ini manusia dan pasti punya salah apapun itu. Umar yang hampir membunuh Rasul aja diampuni oleh Allah SWT dan dimaafkan oleh Rasul kok. Lho? Jadi kita kenapa nggak?
            Bahkan terkadang orang-orang “Bersalah” ini membutuhkan support dari kita untuk dapat bangkit kembali dari keterpurukannya. Bukan karena mereka lemah, mereka hanya ingin mengetahui apakah masih ada orang yang mendukung kebaikannya (taubat dan meminta maaf itu kan perbutan baik). Setiap perbuatan baik butuh dukungan, butuh orang-orang yang rela berdiri mengayomi. Bukan malah mencela, menghina, mengahrdik bahkan mengkafirkan orang-orang seperti itu.
            Ingat lho, jangan hanya gara-gara kita merasa dekat dengan Tuhan membuat kita sombong tak mau bergaul dan menjudge orang-orang. Jangan gara-gara itu pula kita menjadi angkuh. Jangan gara-gara itu pula kita menilai semua yang dilakukan oleh orang-orang buruk (kalo diluar gerakanmu).
            Orang-orang yang kita anggap sering berbuat buruk masih memiliki kesempatan untuk bertaubat dan meminta maaf. Toh mereka masih punya masa depan yang siapa tau bisa menjadi manusia yang lebih baik daripada kita, contohnya kayak Alm. Uje.
            Pokoknya kalo udah kena penyakit AIDS ini, apapun yang dibuat orang-orang pasti salah dan mencari-cari kesalahan. Sekecil apapun jadi dibesarkan, dan terkadang nggak sesuai dengan ucapannya.
            Semua manusia udah mulai berlomba-lomba jadi Tuhan, semua manusia udah mulai merebut tugas malaikat Raqib dan Atid. Mencatat dosa aku, dosa kamu dan dosa kita lalu mencatat pahala dia, dia dan dia yang memang sebenarnya sudah menjadi tugasnya Malaikat.

            Nah, mari kita sama-sama menjauhi penyakit AIDS dan memperbaiki diri kita masing-masing dan mengajak orang-orang dalam kebaikan dengan nyaman dan indah tanpa menyakiti. Yang merasa banyak dosa (yang jelas ane juga banyak dosa) mari kita selalu bertaubat, berdo’a agar Allah SWT mengampuni dosa kita, dosa ibu bapak kita, dosa nenek kakek kita, dosa saudara kita, dosa guru-guru kita dan dosa orangtua dari guru-guru kita. Lets go, i think you can.

No comments:

Post a Comment