Wednesday, 31 May 2023

BICARA TENTANG PERTEMUAN PERTAMA

 Menyusuri pusat kota sepanjang sisi trotoar, dibawah rindang pohon angsana. Malam itu aku berjalan sendiri mencari ketenangan, bias lampu yang sedikit mengusikku tak dapat lagi terusir. Walaupun mereka mengusikku, bukankah orang banyak membutuhkannya juga sebagai pelita dikala gelap.

            Dua jembatan penyebrangan yang aku lalui, selalu saja pemandangan yang sama, seperti lukisan simetris yang dipajang di sisi jalan. Sehingga kiri kanan yang kita lihat hanyalah orang-orang yang meminta-minta. Hei, bukankah agama kita memang menganjurkan untuk bersedekah! Bukankah agama kita menganjurkan untuk saling memberi. Tetapi, kebaikan agama dan penganutnya itu sering kali dimanfaatkan oleh orang-orang yang mencari makan, ups bukan! Maksudnya orang-orang yang mencari uang. Sah-sah saja memberi untuk membuatnya bertahan hidup, tetapi tidak untuk sampai membuat kontrakan dan bahkan sampe membeli mobil dan handphone yang memang itu dapat menandakan bahwa mereka adalah orang yang tak patut kita kasihani.
Di Kota ini, anak-anak dikamuflase untuk meminta-minta. Ntah siapa yang menuruhnya, tetapi memang sepertinya sangatlah kejam menyuruh anak dibawah umur untuk bekerja yang mungkin dapat merusak mental mereka, sehingga nantinya mungkin mereka akan meneruskan ‘usaha’ keluarganya tersebut.
Waktu kami, iya aku dan Wardah tingkat satu masih dekat kami sering berdiskui masalah peminta-minta atau bahasa gaholnya gepeng (gembel dan pengemis), wah sungguh bahasa yang kasar ya untuk menyebutkan sebuah ‘profesi’ untuk manusia. Ntah siapa yang pertama kali menjadi pengemis di kota ini, mungkin dialah yang membuat arus ‘urbanisasi yang negatif’ meningkat.
“Bukankah tidak baik berpanas-panasan membawa anak-anak. Apalagi anak itu masih bayi atau balita. Bukankah begitu Gus?” tanya Wardah yang sering melihat anak-anak yang digendong oleh seorang ibu yang meminta-minta dijalanan.
“Ya, kurasa juga tidak boleh. Seperti mendzolimi anak sendiri ya? Atau itu memang bukan anak mereka. Mana ada ibu yang tega mendzolimi anaknya sendiri.” Ucapku dengan tegasnya.
Memang banyak orang yang heran, kenapa anak yang dibawa oleh pengemis itu selalu diam. Bukankah anak-anak usia seperti itu sedang rewel-rewelnya dan sangat sensitif dengan sauasana yang tidak normal seperti panas, hujan, asap, debu dan lain-lain. Bahkan, ada beberapa rumor yang mengatakan bahwa anak-anak yang dibawa oleh pengemis itu telah dikasih obat penenang sejenis narkotik maupun obat pelemas, tetapi benar tidaknya itu Wallahu a’lam bisawab. Hanya Allah yang tahu, tetapi apapun alasannya itu tetap perbuatan yang tidak terpuji.
Aku duduk sendiri dibawah rembulan yang tidak dapat menemaniku, mencoba menenagkan diri sendiri meresapi apa yang telah terjadi. Berusaha melupakan semuanya sehingga yang tinggal hanyalah kenangan positif yang baik untuk dikenang. Semakin mencoba melupakan masalah dengannya, semakin aku menjadi terpikirkan olehnya.
Sesekali aku melihat handphoneku, mungkin saja ada dia yang sedang mengirimkan pesan singkat atau sekedar untuk misscall. Tetapi, aku percaya bajwa dia tidak bisa marah lebih dari tiga hari. Tunggu saja saatnya dia mengirimkan pesan singkat untuk beberapa hari kedepan, tapi bagaimana kalo tidak ada dan dia benar-benar masih marah kepadaku? Bahkan bagaimana kalo dia malah ingin melupakan dan menjauhiku. Yang aku takutkan dia malah pergi dan berpaling dengan orang lain. Memang sangat mengerikan jika kita dianggap oleh seorang wanita telah mempehapekan dia, dia akan menjadi galak segalak-galaknya. Jadi jangan suka jadi PHP, huhu. Coba kalo kita yang di PHP-in, gimana? Pasti kezel kezel juga kan.
Kini seorang pengemis kecil mendatangiku, meminta belas kasihan yang katanya untuk makan. Aku bingung, apakah memang dia tidak makan atau apakah dia memang menyetorkan uangnya ke bosss yang kayak tukang kumpul uang gitulah. Setelah memberikan uang berapa ribu, aku mengikutinya dari belakang. Selayaknya detektif Canon, aku berjalan mengikutinya agar tidak diketahui dan bahkan dia tidak menyadari keberadaanku.
Hingga akhirnya aku sampai disebuah tempat pembuangan akhir di kota itu. Aku menarik tangan anak itu sambil membalikkan badannya kearahku.
“Hey nak! Apa yang kamu lakukan disini?” tanyaku sedikit ngeri ditengah gelap tumpukkan sampah yang ada di kota ini.
Dia hanya diam tidak menjawab. Tetapi beberapa saat kemudian ada seorang ibu-ibu yang datang dan malah bertanya kepadaku, “Ada apa mas?”
“Nggak ada bu, ini adek ini sekolah dimana ya bu?” tanyaku dengan ringan dan penuh senyuman.
Trus si anak menjawab dengan menyebutkan nama salah satu sekolah dasar yang ada di Kota ini. Kemudian dia kembali diam tanpa senyuman.
Kemudian sang ibu menepuk kepala anak itu, sang anak langsung menoleh sambil tertawa. Kemudian sang ibu menimpali jawaban sang anak, “Jangan bohong! Mas ini dari Jawa, nanti di santet mau?” ucap sang ibu.
Buset deh, ane dibilang orang Jawa, trus kenapa identik banget dengan santet. Apa muka ane kayak tukang santet? Kayak boneka fodo gitu? Keterlaluan sih ibu mah. Kemudian aku yang masih heran siapa ibu yang datang tadi langsung bertanya identitas sang ibu.
“Saya tetangga dia mas, kami tinggal di gubuk sana. Anak ini nggak sekolah memang kasihan disuruh kerja sama orangtuanya. Ayah ibunya foya foya aja, anaknya disuruh ngemis. Dia nggak sekolah mas, tadi dia bohong.” Jelas sang ibu panjang lebar dengan semangat berapi-api.
Aku merasa tersentak dan terpukul mendengar penjelasan dari sang ibu. Mana mungkin, anak di negara besar yang katanya kaya Sumber Daya Alam ini malah harus kehilangan satu anak anggota generasi penerus yang seharusnya nanti dia akan bisa menjadi salah satu orang yang mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang hebat. Tetapi kenapa, bangku sekolah yang terbuat dari kayu itupun tak mampu dia cicipi? Sangat disayangkan, seharusnya dia bermain dengan anak-anak sebaya dia, belajar membaca dan berhutang (berhitung maksudnya), lari kesana lari kesini, diomeli guru, tidur dikelas dan masih banyak aktifitas anak sekolahan lain yang bisa dia nikmati untuk menunjang perkembangan karakternya.
Masih bisakah orangtuanya kita sebut dengan gelar orangtua? Ngenes broh, disaat kita adik kita atau siapapun kita masih bisa makan dan minum enak dan bahkan nggak habis karena kebanyakan, mereka terlunta-lunta anak tak bersalah ini terlunta-lunta tak tahu mau makan apa. Disaat adik kita malas pergi sekolah dan TPA, anak ini bekerja walaupun dihatinya ingin sekali belajar seperti anak-anak seusianya.
“Adik ingin sekolah?” tanyaku kepada sang adik yang baru ini aku ketahui namanya Dina.
“.......” dia hanya diam sambil mengganggukan kepalanya seperti ingin, tetapi masih takut-takut.
Beberapa bulan kemudian, aku mengajak teman-temanku untuk rutin datang kesini. Mengumpulkan semua anak-anak yang berminat belajar masalah kesehatan, baca, tulis, hitung, dan semua pelajarans serta tertawa bersama agar mereka melupakan bahwa mereka adalah orang-orang yang sedang dalam kesulitan.

Laporan kami di Dinas Sosial ternyata ditanggapi dengan baik hingga akhirnya Dina dan kawan-kawannya dimasukkan kedalam panti rehabilitasi anak dan akhirnya dapat sekolah seperti anak-anak pada umumnya. Sekolah bukan hanya mengajarkan baca tulis, tetapi bagaimana cara menggali potensi diri. Karena aku percaya bahwa, “Kemalangan terbesar dalam hidup bukanlah mati muda, tetapi tidak dapat menggali potensi diri dan memanfaatkannya untuk kehidupan yang lebih baik”..

Tuesday, 30 May 2023

Cerita Tentang Hari Lanjut Usia

 Malem ini gelap banget, kami lagi persiapan buat kegiatan Geriatri Ceria yang memang rutin kita buat tiap tahun. Selain kegiatan tahunan, kita juga rutin ke panti jompo buat ketemu oma dan opa kita setiap tiga bulan sekali. Jadi nama kegiatannya Ceria Geriatri, cukup aneh bukan? Oh iya, kenapa harus ceria? Kenapa harus buat geriatri ceria? Jawabannya ada dibawah ini.

Cerita kali ini bercerita tengan kisah kami yang selalu merayakan hari geriatri yang jatuh pada tanggal 29 Mei. Udah pada tau nggak semua?

            Geriatri yang biasa disebut dengan lansia (kalo bahasa gaulnya) adalah sebutan untuk orang-orang yang telah menginjak usia emas. Nah, bukankah kita semua akan mengalami hal yang sama? Kita semua akan menginjak usia emas lho? Kecuali yang udah keburu meninggal.

            Jadi, perjalanan kami di panti jompo memang menyenangkan. Kita mengaji bersama mereka, kita berdo’a agar beliau-beliau sehat sentausa disana, bermain dengan orang tua, kita memeriksa kondisi kesehatan mereka, lalu kita makan bareng. Bukankah itu sangat menyenangkan?

            Kita berbagi keceriaan kepada mereka. Apakah anda tau dengan tigabelas sindrom orangtua? Ada yang namanya inkontinensia, jadi inkontinensia adalah penyakit dimana orangtua nggak bisa mengontrol pipisnya. Ada juga yang disebut dengan Demensia, dimana orang tua mengalami penurunan fungsi otak. Tapi diantara semua penyakit yang mengenai orangtua, hal yang paling memilukan adalah “Dikucilkan” oleh anak-anaknya dari keluarganya.

            Tunggu dulu sebentar, dikucilkan?

            Coba ente-ente semua survey nenek-kakek di panti jompo. Kira-kira ada nggak yang minta ke anaknya buat dititipin ke panti jompo?

            Contohnya gini, neneknya bilang “Nak, masukin ibu ke panti jompo dong. Siapa tau ibu bisa party-party sama kawan-kawan seumuran ibu.” Bayangkan aje, kira-kira ada nggak yang kayak gitu? Kalo ada yang kayak gitu, sebaiknya nama panti jompo kita ganti jadi party jompo.

            Rata-rata, orangtua yang di”letakkan” di panti jompo adalah orang tua yang kesepian. Karena mereka ditelantarkan begitu saja oleh keluarganya. Banyak alasan anak menaruh orangtua yang telah mengurusi mereka dari dalam kandungan sampe besar dan kerja-eh tiba-tiba masukin ibunya kepanti jompo.

            Terlalu banyak alasan, dan tidak ada alasan yang legal menurut saya untuk meletakkan orangtua kita di panti jompo. Kecuali apabila memang keluarganya sudah tiada semua. Tapi, saya rasa kurang logis deh.

            Jadi, saya ada bertemu dengan oma yang ditinggal oleh anaknya karena anaknya nggak tahan lagi ngurusin oma. Oma kena penyakit stroke, tau stroke? Bukan yang buat belanjaan ya. Tapi penyakit kelumpuhan yang menderita seseorang karena pecahnya pembuluh darah otak. Jadi, oma nggak bisa BAB dan BAK sendiri sehingga Oma membutuhkan bantuan anak-anaknya untuk bukain celana oma, lalu liatin oma BAB dan BAK, dan cebokin (maaf) oma habis buang air. Memang sih, terlalu extreem. ..

            Tapi bukankah dulunya orangtua kita juga melakukan hal yang sama dengan kita? Orangtua kita membuka celana kita, menggendong kita ke WC, membersihkan kotoran kita dan bahkan menceboki kita waktu kita masih bayi. Betul nggak?

            Jadi ada sedikit kisah di Jepang yang memiliki kebiasaan membuang orang-orang yang diangga tak berguna lagi seperti orangtua. Jadi ada cucu, ayah dan kakek. Sang cucu sangat dekat dengan sang kakek sampai-sampai mengalahi dekatnya dengan ayahnya.

            Tapi suatu hari sang ayah memasukkan sang kakek kedalam keranjang untuk dibuang di hutan. Sang anak sontak bertanya, “Ayah, kakek mau dibawa kemana?”

            Sang ayah menjawab dengan santainya, “Mau kita buang ke hutan.”

            Anaknya menanggis sambil berkata, “Baiklah ayah, nanti kalo pulang bawa balik kerangnya kesini ya. Jangan dibuang sama kakek.”

            Sang ayah yang bingung balik bertanya, “Buat apa kamu?”

            “Buat buang ayah kalo udah tua nanti.” Jawab sang anak polos dan lugunya.

            Jadi, inti dari cerita diatas bukankah kita nanti akan punya keturunan juga? Bukankah kita ingin diperlakukan dengan baik oleh keturunan kita nanti? Siapa sih yang senang diperlakukan tidak menyenangkan? Nggak ada yang mau juga.

            Maka dari itu, marilah kita perlakukan orang lain dengan cara sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain. Tapi kenapa banyak orang yang tidak memperlakukan orangtua nya dengan baik setelah dewasa? Bahkan setelah punya anak dan istri?

            Kita juga pernah ketemu dengan Opa yang mantan Brimob. Hartanya banyak buangetttt. Beliau berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga menjadi orang sukses dan bekerja dalam posisi yang sangat bonafit seperti jadi dosen, insinyur dan bahkan ada yang jadi kepala dinas.

            Trus, kalo uang Opa banyak kira-kira uangnya sekarang kemana?

            Dalam penelusuran kami ke Opa. Anak-anak Opa berebut harta Opa, hingga akhirnya Opa yang jadi strees dan mengalami hipertensi. Hartanya Opa habis diambil oleh semua anak-anaknya, tetapi apa balasan dari anaknya? Opa dimasukin ke panti jompo, katanya biar nggak banyak bicara lho! Katanya gara-gara Opa banyak tanya. Whattt? Hanya gara-gara banyak tanya? Bukannya kita harus maklum namanya juga orangtua, pasti fungsi otaknya sudah mulai menurun. Jadi wajar-wajar banget kalo Opa banyak tanya sama anak-anaknya.

            Nyadar nggak kita waktu masih balita juga banyak tanya?

            Jadi ada cerita tentang ayah, anak dan burung gagak. Jadi disuatu tempat ada anak yang berusia duapuluh lima tahun duduk bersama ayahnya yang berusia enampuluh tahun. Disaat mereka duduk didepan rumah, ayahnya melihat burung yang hinggap dipohon mangga depan rumah.

            Sang ayah bertanya, “Nak, apakah itu?”

            “Itu gagak ayah.” Jawab anaknya dengan nada datar.

            Tak lama kemudian sang ayah bertanya kembali, “Itu apa nak?”

            Kemudian dengan nada yang mulai jengkel sang anak menjawab, “Itu gagak ayah, coba lihat ayah! Itu gagak.” Jawab anaknya.

            Hingga akhirnya ayahnya mengulang pertanyaan itu lagi, lagi dan lagi. Hingga akhirnya ayahnya mengulang pertanyaan itu untuk yang kelima kalinya, “Nak, itu apa?”

            Anaknya langsung membentak ayahnya, “Ayah! Bisakah ayah diam sejenak. Itu gagak, sudah lima kali saya jawab itu gagak ayah.”

            Sontak, tersakitilah hati sang ayah. Sang ayah menanggis sambil masuk kerumah.

            Sang anak yang bingung langsung jadi salah tingkah. Tambah heran lagi ketika melihat ayahnya keluar membawa album usang yang berisi foto-fotonya saat balita. Kemudian sang ayah sambil menanggis bilang, “Dulu usiamu lima tahun, kau bertanya kepadaku ‘ayah itu apa?’, aku hanya bisa menjawab ‘itu gagak anakku’.” Ucap sang ayah dengan diperhatikan oleh sang anak.

            Ayah melanjutkan ceritanya sambil menanggis, “Kau bertanya hal yang sama sebanyak duapuluh kali. Aku tetap menjawab dengan lemah lembut, tapi kenapa saat aku bertanya hanya lima kali kau sudah marah-marah anakku?” tanya sang ayah.

            Memang sangat miris ketika melihat nasib orangtua di hari orangtua. Ditempat dan didunia yang dulunya mereka membesarkan anak-anak mereka, yang ternyata anaknya-lah yang membuang mereka. Sungguh menyedihkan. Apalagi sanitasi dan kondisi makanan yang kurang baik di panti jompo. Orangtua rentan terkena pneumonia, bahkan terkena penyakit menular lainnya dan juga resiko gizi kurang.

            Jadi kita musti ngapain?

            Marilah kita sadarkan orang-orang disekitar kita tentang arti orangtua dalam hidup kita, marilah kita sadarkan bahwa merawat orangtua yang dulunya juga merawat kita adalah amal baik yang sangat besar walaupun tak dapat sebanding dengan budi baik orangtua kita.

            Perjuangan ibu yang melahirkan kita dengan bertaruh nyawanya, melawan maut dengan harapan yang satu! Anakku lahir dengan selamat.

            Ayahku yang panas-panasan mencari nafkah, untuk memberikan kehidupan yang layak untuk kita. Marilah kita sayangi orangtua kita kini, nanti dan kelak hingga akhirnya mereka berkata “Kami menunggumu di Surga-Nya anak-anakku.” Aamiin YRA


            Panti jompo memang sedikit mengenaskan, tidak seperti party jomblo.

Monday, 29 May 2023

Mengenal Epilepsi


 Epilepsi, tentunya kita tidak asing dengan kata epilepsi. Hal ini disebabkan oleh karena epilepsi sudah menjadi salah satu masalah kesehatan yang menonjol di masyarakat karena permasalahan tidak hanya dari segi medik tetapi juga sosial dan ekonomi yang menimpa penyintas maupun keluarganya. Pasien epilepsi sering mendapatkan stigma dari masyarakat. Mereka cenderung untuk menjauhi penyintas epilepsi. Bagi orang awam, epilepsi dianggap sebagai penyakit menular (melalui buih yang keluar dari mulut), penyakit keturunan, menakutkan dan memalukan, meskipun anggapan tersebut tidak benar.

Kejang satu kali tidak dapat langsung dikatakan sebagai epilepsi (sekitar 10% penduduk dunia pernah mengalami satu kali kejang selama hidupnya). Epilepsi didefinisikan sebagai dua atau lebih kejang yang tidak terprovokasi. Epilepsi adalah salah satu kondisi tertua didunia, tercatat sejak 4000 tahun sebelum masehi. Ketakutan, ketidakpahaman, diskriminasi, dan stigma sosial mengelilingi epilepsi sejak berabad-abad lalu. Stigma ini terus berlanjut diberbagai negara sampai saat ini dan berdampak pada kualitas hidup penyandang dan keluarga.

Kejang merupakan salah satu kondisi yang berupa perubahan perilaku akibat episode aktivitas listrik yang abnormal di otak. Kejang merupakan gerakan tubuh yang terjadi secara mendadak dan tidak terkontrol. Kondisi ini merupakan gerakan tidak disadari atau involunter dari saraf otak. Selama kejang seseorang mengalami goncangan cepat tak terkendali dan berirama, dengan diikuti oleh kontraksi dan relaksasi otot yang terjadi berulang kali.

Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun wanita tanpa memandang umur dan ras. Jumlah penyintas epilepsi meliputi 1-2% populasi dunia dan secara umum diperoleh gambaran bahwa insidens epilepsi menunjukkan pola bimodal, dimana puncak insiden epilepsi berada pada golongan anak dan lanjut usia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab epilepsi adalah trauma kepala, tumor otak, radang otak, riwayat kehamilan jelek dan kejang demam. Sekitar 0,5-12% kejang demam berulang merupakan faktor predisposisi terjadinya epilepsi di kemudian hari.

Epilepsi merupakan gangguan kronis yang ditandai dengan bangkitan kejang berulang akibat gangguan fungsi otak. Epilepsi sesungguhnya bukanlah suatu penyakit, tetapi sekumpulan gejala yang disebabkan oleh gangguan susunan saraf pusat (otak) yang dicirikan oleh terjadinya serangan kejang yang terjadi tiba-tiba dan berkala, bahkan dalam beberapa kasus ada orang yang mengalami epilepsi dengan bentuk “bengong” atau melamun dalam beberapa detik dan kemudian akan kembali sadar, yang disebut sebagai absans atau petit mall.

Epilepsi dapat menyebabkan kondisi yang sangat fatal, salah satunya adalah status epilepticus (SE) yang merupakan kondisi yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme yang bertanggung jawab dalam menghentikan kejang atau dari inisiasi mekanisme yang menyebabkan kejang berkepanjangan. Kondisi ini dapat memberikan dampak jangka panjang (terutama jika durasinya >30 menit) seperti kematian, cedera, dan perubahan jaringan otak yang tergantung pada jenis dan durasi kejang.

Seseorang dapat dikatakan epilepsi apabila telah melakukan pemeriksaan ke ahli neurologi (dokter spesialis syaraf). Penegakkan diagnosis epilepsi dapat ditentukan melalui pemeriksaan EEG atau elektro-ensefalo-grafi. Pemeriksaan EEG sendiri ditanggung oleh BPJS apabila diindikasikan oleh dokter ahli neurologi. Setelah didiagnosis epilepsi, dokter akan memberikan obat yang harus dikonsumsi secara rutin oleh pasien.

Obat-obatan antiepilepsi pada dasarnya tidak diberikan untuk tujuan menyembuhkan epilepsinya sendiri. Obat-obatan ini diberikan untuk mengontrol dan mencegah kejang terjadi. Epilepsi dapat berkurang atau menghilang dengan sendirinya setelah beberapa tahun menjalani pengobatan.

Pengobatan untuk epilepsi sendiri juga bermacam-macam, biasanya akan diawali dengan pemberian obat-obatan antiepilepsi terlebih dahulu, dan dilihat kembali respon pengobatannya. Bila tidak berespon baik terhadap obat-obatan, maka dapat dipertimbangkan metode terapi lainnya misalnya dengan stimulasi nervus vagus ataupun operasi otak. Pada beberapa orang, diet tertentu juga dapat membantu mengurangi frekuensi kejang pada penyintas epilepsi.

Pasien harus menjalani terapi sesuai dengan rekomendasi dari dokter. Silahkan tanyakan kemungkinan dilakukannya diet tertentu untuk membantu mengurangi frekuensi kejang (meskipun seorang pasien epilepsi dapat menjalani diet ini, tetapi tetap harus meminum obat antiepilepsi secara rutin sesuai rekomendasi dokter anda).

Penyintas yang mengalami epilepsi ringan tetap harus mengkonsumsi obat antiepilepsi secara rutin, meskipun tidak memiliki gejala yang berarti. Namun perlu kita ketahui bahwa kejang berkepanjangan bisa meningkatkan risiko terjaidnya kerusakan otak permanen dan risiko kematian mendadak pada penyintas epilepsi. Kejang yang bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa peringatan pada penyintas epilepsi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera tubuh.

Tidak sedikit penyintas epilepsi yang merasa terganggu dengan penyakitnya tersebut, karena gejala kejang bisa kambuh sewaktu-waktu dan tanpa penyebab. Namun, beberapa pengidap menyadari bahwa kejang terjadi dalam suatu pola, atau lebih mungkin terjadi dalam situasi tertentu. Kadang-kadang hal itu hanya kebetulan, tapi di lain waktu tidak. Nah, mengetahui faktor yang bisa memicu kejang bisa membantu mengantisipasi gejala tersebut. Kamu juga bisa mencari cara untuk mencegah atau mengurangi epilepsi kambuh di kemudian hari.

Pada beberapa pengidap epilepsi, kejang cenderung disebabkan oleh situasi tertentu. Namun, faktor pemicu pada tiap pengidap juga berbeda-beda. Mengamati faktor-faktor yang terjadi sebelum kejang bisa membantu kamu untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pemicu epilepsi kamu kambuh.

Berikut ini faktor umum yang bisa menyebabkan epilepsi kambuh, yaitu: waktu-waktu tertentu saat pagi atau malam hari; kurang tidur, seperti kelelahan atau tidak bisa tidur dengan baik; ketika sedang sakit atau mengalami demam; lampu yang sangat terang atau lampu berkedip; penggunaan alkohol, obat-obatan, atau narkoba; melewatkan jadwal makan, sehingga kadar gula darah rendah; makanan tertentu atau kafein berlebih juga bisa memperparah kejang; stres; terkait dengan menstruasi (pada wanita) atau perubahan hormon lainnya; dan, melewatkan jadwal makan obat.

Sebagian besar aktivitas rumah dapat berisiko bagi penyintas epilepsi. Sejumlah penyintas dapat meninggal akibat tenggelam di bak mandi, sehingga bak mandi harus dangkal, pintu kamar mandi harus tetap tidak terkunci, dan seseorang di rumah harus diberi tahu jika penyintas akan mandi. Beberapa penyintas juga berisiko saat memasak mengalami luka bakar, sehingga harus benar-benar diawasi.

 Memasak dengan wajan minyak panas atau air panas harus dihindari. Penjaga untuk api terbuka, radiator, dan alat masak disarankan. Seseorang dengan epilepsi berat mungkin memiliki kekhawatiran tentang apakah orang tersebut harus tinggal sendiri, apakah akomodasi yang sesuai (tangga.), dan apakah anak-anak yang memerlukan bantuan pada posisi rentan jika kejang terjadi.

Sebagian besar pekerjaan dapat dilakukan oleh penyintas epilepsi aktif. Epilepsi termasuk dalam Disability Discrimination Act (2005) di Inggris yang mengatur diskriminasi terhadap orang dengan epilepsi saat melamar pekerjaan apa pun. Penyintas epilepsi pada umumnya harus menjauhi pekerjaan atau aktifitas yang berhubungan dengan mengemudikan kendaraan baik untuk pribadi maupun umum, bekerja di ketinggian atau dengan mesin.

Kebanyakan anak yang mengalami epilepsi dapat bersekolah di sekolah biasa dan hanya sebagian kecil yang memiliki kesulitan belajar tambahan. Hanya pasien epilepsi berat yang memerlukan pendidikan khusus. Banyak diantara penyintas epilepsi kurang berprestasi di sekolah. Sebagian besar penyebab kondisi tersebut bersifat biologis dan sebagiannya lagi bersifat sosial.

Hal ini disebabkan oleh karena epilepsi itu sendiri mungkin menjadi penyebab utama akibat rasa kantuk atau gangguan kognitif, atau dalam kasus tidak adanya kejang, tetapi secara terus-menerus mengganggu kesadaran penyintas. Guru kelas harus diberitahu agar waspada terhadap kemungkinan kekambuhan dan pem-bully-an serta mengambil tindakan untuk mengatasinya. Pendidik juga dapat membuat semacam kurikulum mengenai penanganan kejang pada anak-anak di kelas yang belajar bersama penyintas epilepsi.


Sunday, 28 May 2023

SENYUM INDAH ITU

 Tak terasa waktu sudah berlalu, tahun sudah digantikan oleh tahun tahun setelahnya. Tak sedikit cerita suka, duka dan masalah-masalah yang datang menerpa, membutuhkan solusi yang harus diambil dengan cepat. Kebahagiaan yang tak ingin terlewati membuat kita ingin mengingat hal itu bahkan mengulanginya sekali lagi.

            Iseng-iseng membuka halaman media sosial milikku, tetiba aku melihat foto seseorang yang menggunakan toga, tidak ber-make up, dengan senyum khasnya, membuatku tersenyum lebar. Toga hitam dengan selendang “Dengan Pujian” yang dikenakan di pundaknya itu membuatku terpana. Bagaimana mungkin perempuan kecil disudut dinding dulu bisa menjadi seorang yang sangat hebat sekarang.
            Aku melihat keatas, langit yang tinggi dan biru. Bagaimana caranya aku bisa menjulang mimpiku sepertinya. Langit-langit yang tinggi, memberikan tempat untuk mimpi kita yang harus dijangkau, mimpi yang tinggi dan mungkin berisiko untuk jatuh dengan kondisi terbanting pula. Tidak hanya satu mimpi, bahkan puluhan mimpi yang tersentak dalam satu waktu. Tapi, tetaplah bermimpi setinggi-tingginya, walau kita tahu bahwa langit tak ada pegangan.
            Media canggih yang dapat mengirimkan beribu-ribu gambar dalam waktu beberapa menit, dapat menghubungkan dua orang untuk saling bercakapan dalam waktu yang sangat cepat, mengirimkan pesan secara sekejap dan memberikan informasi yang diperlukan bahkan yang tidak diperlukan memang membantu kita untuk sedikit menjadi ‘kepo’ dengan kehidupan orang lain, tanpa terkecuali.
            Seperti yang aku lihat, seorang wanita berpakaian toga dengan senyum riangnya membuatku terpana. Memberikan secercah rasa tenang kepada dunia, bahwa ada seorang sarjana yang masih muda siap membangun Indonesia.
            Hari itu, aula UNS dipenuhi oleh kerumunan orang yang sedang menyaksikan sebuah suka cita, anaknya wisuda menjadi seorang sarjana yang akan menjadi seorang yang dapat membuat perubahan yang besar.
            Tiba-tiba handphone milik Wardah berdering, memecah suka cita kerumunan orang-orang yang sedang berkumpul disana. Dia langsung mematikan handpohonenya dan memasukkannya kedalam tas gandengnya.
            “Ah... dimatikan olehnya.” Begitu ucapku yang sedang menelponnya dari sebrang pulau itu. Ntah apa yang dipikirkan oleh perempuan yang ada di sebrang sana, dengan entengnya dia mematikan telpon dariku.
            Mungkin dia ada kesibukan lain, sisi lain dari perempuan berusia duapuluh tahun yang terlihat cengeng tetapi sebenarnya tegar. Tak ada perempuan setegar dia yang mempu melawan laki-laki nyeleneh seperti diriku.
            Perempuan terkadang serba salah. Disaat dia berani menghadapi kenyataan dibilang sok tegar, disaat cengeng dibilang baperan. Tapi semua itu nggak penting, jadilah diri sendiri dan tak perlu mendengarkan orang-orang. Terkadang mereka hanya iri karena tidak bisa menjadi seperti dirimu.
            Perempuan Cumloude itu berdiri dengan seorang laki-laki yang ada di sampingnya. Ntah kenapa mereka berfoto berdua, dengan senyum Wardah yang indah itu. Aku yang melihat foto itu dari jauh, dari jejaring sosial yang aku milikipun langsung bertanya-tanya tentang siapa dia. Memang tak pernah ku lihat Wardah berfoto dengan siapapun, bahkan denganku.
            Berpositif thinking ria ajalah, jangan terlalu dibawa perasaan sampai harus mewek dan bunuh diri segala. Cukup tersenyum, dan bila ternyata dia bahagia dengan dirinya apa yang bisa aku perbuat kecuali menerima kenyataan bahwa aku harus menunggu datang sebuah keajaiban.
            Eh... tunggu dulu, kenapa orangtuanya juga ikut berfoto dengan Wardah dan laki-laki itu. Apakah mereka telah direstui? Apakah mereka sudah memiliki ikatan untuk menjalani hubungan yang lebih serius nanti. Iya, aku sungguh tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku kaget dan tersentak, serasa darahku tak lagi mengalir ditubuhku. Serasa aku tak mampu berkata apa-apa, aku hanya melongo dan terdiam melihat semua yang terpampang di LCD laptopku.
            Aku langsung mematikan laptopku, menerima kenyataan bahwasanya aku harus bersedih hari ini. Mendatangi teman-temanku untuk sedikit bercerita sesuatu yang sangat intim, sesuatu yang mampu membuatku bersedih. Aku berusaha agar dapat menerima semuanya dengan indah dan tenang. Tapi, untungnya aku mendapatkan teman yang mengerti akan arti sebuah kesedihan, karena kesedihan terkadang menjadi sesuatu yang tabu untuk banyak orang.
            Hari selalu berkata seharian ini, “Perempuan mah banyak, nggak usah terlalu dibawa perasaan. Kan kalo jodoh nggak bakal kemana-mana juga.” Begitu ucapnya mencoba menenangkan aku.
            Sedangkan teman-temanku yang bisa beryanyi dan melawak mengeluarkan semua kebolehannya untuk menghiburku. Wawww, sepertinya kegalauanku membuat mereka semua menjadi susah. Tapi, itulah yang namanya teman dan mereka siap disibukkan oleh kesedihan mendalam yang sedang dialami oleh temannya.
            Tak terasa waktu sudah jam 2 malam, kami pun diusir dari cafe tempat kami nangkring untuk menghibur diriku. Bagaimana nggak diusir? Menikmati ramainya cafe dari jam delapan sampai dua malam, tetapi minumnya hanya teh dingin seharga tiga ribuan.

            Hmmm... hari ini sepertinya memang cocok dihabiskan untuk menghilangkan kesedihan dan menanggis sekencang-kencangnya. Iya, karena itulah prilaku orang yang patah hati. Tapi, dibalik itu semua aku harus tetap bahagia melihat senyum indah itu terpampang pada dirinya yang mendapatkan Cumlaude. 

Saturday, 27 May 2023

BICARA MASALAH TUJUAN

 Bertemu dengan beberapa temanku menjadi ingat ketika kami masih dipanggil dengan sebutan tiga serangkai. Beberapa tahun yang lalu, ketika kami meninjau sebuah perkampungan yang mengalami gagal panen sehingga mereka kehilangan mata pencarian, hingga akhirnya kami memiliki ide untuk mengajarkan penduduk cara membuat nata de cassava. Tidak hanya omong kosong, dan ternyata hal itu membuahkan hasil berupa penghasilan baru pasca gagal panen.

Duduk bersama mereka juga mengingatkan aku bahwasanya perjuangan kami sebagai seorang pemuda belum berakhir, belum selesai, dan harus mencari orang-orang yang dapat melakukan apa yang lebih dari yang kami lakukan. Duduk bersama mereka membuatku menjadi sedikit amnesia, amnesia akan kesedihan yang sedang ku lalui tentang srikandi masa kini yang harus direlakan untuk pergi. Maka dari itu, hari ini aku sangat ingin berbicara dengan mereka untuk menghilangkan kegundahan dan kegalauanku.
Tinggalkan cinta jika belum siap menyempatkannya untuk saat ini dan fokuslah pada masa depanmu.
            Kedua laki-laki yang sedang duduk di cafe yang ada di psat kota itu langsung berdiri disaat aku datang menemui mereka, aku bersalaman dengan mereka sambil melemparkan beberapa ejekan yang dahulu pernah kami lontarkan ketika masih sering bersama.
Kami bertiga mengumpulkan semua gadget yang kami miliki ditengah-tengah sebelum memulai pembicaraan. Memang terkadang kami sangat gelisah, sangat sedih ketika melihat beberapa orang yang berkumpul disuatu tempat tetapi mereka tidak berbicara satu sama lain, kenapa? Apakah karena gadget yang kita punya telah mematikan rasa sosial dan nafsu bersosialisasi yang harusnya ada. Tetapi berbeda dengan kami bertiga, setelah mengumpulkan gadget barulah semuanya kami mulai.
Pada hari itu, suasana pancaroba dan el nina la nino yang tidak terduga terjadi dimana-mana. Kadang kita merasakan panas yang luar biasa, kadang kita merasakan dingin yang luar biasa dan bahkan sampai diguyur oleh air hujan. Kerusakan alam yang terjadi hari ini sebenarnya sudah bisa menjadi peringatan untuk kita semua akan pentingnya menjaga alam.
            Aku dan dua orang temanku, seorang lulusan diploma ahli gizi dan seorangnya lagi adalah lulusan diploma kefarmasian. Duduk bertiga sambil memesan beberapa minuman yang sedikit nikmat ketika dimakan di hari hujan ini.            
Salah satu dari temanku bernama Sandi, dia seorang ahli gizi dan sekarang sudah PNS di salah satu Kabupaten yang ada di Sumatera Selatan, satunya lagi Widi seorang asisten apoteker di Kimia Farma. Sedangkan aku mahasiswa kedokteran yang harus menjalani pendidikan yang panjang. Bagaimana tidak? Mereka hanya berkuliah selama tiga tahun, sedangkan aku berkuliah sarjana saja harus memakan waktu 4 tahun kurang, pendidikan klinik selama 2 tahun lebih. Tapi masih agak heran juga kalo melihat persentase orang yang ingin masuk fakultas kedokteran selalu lebih tinggi daripada memasuki jurusan lain di setiap institusi pendidikan kecuali ITB, IPB dan ITS ya (mungkin karena nggak ada kampus FK-nya juga).
            “Enak ya yang udah jadi PNS sekarang, apalagi yang kerja di apotek. Pasti banyak uangnya ya. Hehe.” aku memulai guyonanku ke Sandi dan Widi sambil sedikit tertawa.
            “Tapi kalo ente udah jadi dokter, awak ini apalah.” Ucap Widi memotong ucapanku dan diikuti oleh kata-kata iya yang terlontar dari Sandi.
            Terkadang orang-orang memandang ini superior dan itu superior, memandang ini lebih dan itu lebih. Padahal sebenarnya semua itu tidak benar, semuanya sama, tidak ada yang lebih hebat karena dunia membutuhkan semuanya. Hanya saja kita yang membuat anggapan sendiri bahwa ini dan itu lebih wah, maklum anggapan yang telah lama menjadi persepsi akan menjadi anggapan yang benar.
            Itu bukan persoalan yang harus dipertanyakan, persoalan yang harus dipertanyakan sekarang adalah bagaimana mengkombinasikan beberapa tenaga kesehatan agar dapat tercapai kolaborasi yang sempurna (walaupun tidak ada yang sempurna di dunia ini). Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing, memiliki kemampuan dan kemauan yang tidak dapat kita bayangkan apa yang terjadi ketika satu persatu menggabungkan kemampuannya sehingga menciptakan satu harmoni yang dapat membantu banyak orang.    
            Tiba-tiba Sandi mengeluarkan sebatang rokok dan korek api, dia menghidupkannya di depan kami berdua. Aku dan Widi yang saling melihat langsung merebut silinder beracun yang akan dihisap oleh Sandi.
            “Kalo masih mau berteman dengan kami, jangan ngerokok dong.” Ucap Widi sambil merebut rokok yang akan dihisap oleh Sandi dari tangannya.
            “Dulu pas kita masih kuliah sama-sama kok kalian nggak pernah melarang aku merokok?” Sandi bertanya memasang wajah bingung.
            “Dulu ceritanya lain San.” Ucapku sok bijaksana, “Kalo sekarang kamu udah PNS dan kamu digaji oleh negara untuk melakukan semua hal yang sedang menjadi misi negara, salah satunya Indonesia bebas rokok.”
            Walaupun kami menegurnya seperti itu, tetapi dia tidak sedikitpun tersingung. Dia sepertinya menerima tindakan kami tadi, itulah fungsinya teman menasihati untuk membawanya pada suatu hal yang lebih baik.
Teman yang baik adalah teman yang berkata benar, bukan yang membenarkan setiap perkataan.
            “San, dirimu kan ahli gizi.” Aku diam sejenak sebelum melanjutkan, “Kenapa nggak kamu coba aja buat memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang-orang yang membutuhkan? dengan uang yang biasanya kamu pakai buat beli rokok.”
            “Iya San, kamu ngerokok satu bungkus aja udah habis duapuluh ribu. Sebulan kamu udah habisin enam ratus ribu.” Ucap Widi.
            “Udah deh, dari pada ngomongin rokok mending kita ngomongin jodoh. Haha.” Guyon Sandi sambil memukul pundak kami bertiga. “Gimana Gus? Masih sama yang lama nggak?”
            “Nggak lagi.” Jawabku singkat.
            “Kok jawabnya lesu gitu? Padahal kamu orang paling bersemangat yang pernah aku kenal. Tumben-tumbennya kamu lemes kalo ditanyain soal dia.” Tanya Sandi lagi.
            “Yah, ada sedikit masalah sih dengan dia.” Jawabku.
            Widi yang awalnya hanya menjadi penonton jadi ikut-ikutan heboh bertanya-tanya, “Masalah apaan?”
            “Iya, dia mau menikah dengan laki-laki lain.” Jawabku singkat.
            “Kapan?” mereka serentak bertanya.
            “Mungkin beberapa bulan lagi. Hehe.” Jawabku sambil nyengir kuda.
            “Kenapa seperti itu?” tanya Sandi lagi.
            “Hehe, sudah sudah jangan dibahas lagi. Kalo kamu San gimana? Udah mau nikah belum sama pacarmu yang anak hukum itu.” Tanyaku singkat.
            “Sama sih, aku sudah ditinggal nikah sama dia. Hahaha.” Tawa Sandi sangat keras hingga mengalahkan bunyi hujan yang jatuh diatas genteng. “Mendingan sih, daripada Widi masih homo dan belum sembuh homonya.”
            “Aku bukan homo ya. Aku hanya mempersiapkan diriku dengan sebaik mungkin sebelum mengenal perempuan.” Bantah Widi dengan tegasnya.
            Berkumpul bersama teman, bercerita, tertawa dan bahkan menikmati hari-hari bersama rasanya lebih nyaman ketimbang berdua dengan orang yang kita anggap sebagai belahan jiwa kita. Walaupun pada hakikatnya dia belum tentu salah satu bagian dari belahan jiwa kita, tetapi anggapan yang salah itulah yang membuat semuanya menjadi sebuah kenyamanan yang abstrak berbeda dengan berkumpul dengan teman yang menjadikannya sebagai kebersamaan dan kenyamanan yang absolut.

Kesimpulannya, walaupun sudah lama kami terpisah dan berasal dari latar pendidikan yang berbeda tapi tetap saja kami memiliki nasib yang sama. Iya, belum punya pasangan dan bahkan sama ditinggal oleh orang yang telah lama dekat dengan kami. 

Friday, 26 May 2023

MASIH PERCAYA DIABETES DAPAT DISEMBUHKAN?

 Banyak iklan yang kita lihat di televisi maupun yang disebarkan berupa selebaran yang menyingung penyakit diabetes, mereka terkadang mengantung asa kepada pasien bahwa penyakit diabetes dapat disembuhkan. Sebenarnya apakah diabetes itu dan apakah dapat disembuhkan?




Diabetes atau yang lebih kita kenal dengan kencing manis merupakan dimana kadar gula darah seseorang meningkat diatas normal. Diabetes dapat disebabkan oleh karena kegagalan pengeluaran hormon insulin dari sel beta pangkreas yang bertugas untuk mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen), atau  bisa juga karena pangkreas berhasil mengeluarkan insulin tetapi insulin itu sendiri gagal untuk menangkap gula darah. Menurut Federasi Diabetes Internasional, jumlah penderita diabetes di Indonesia tahun 2013 sebanyak 8.554.155 orang dan merupakan jumlah penderita terbanyak ketiga di dunia, dan ditakutkan angka ini akan terus melonjak jadi 21,3 juta sampai tahun 2030. Tahun 2015 jumlah penderita diabetes di tanah air mencapai 9,1 juta dan negara kita naik ke peringkat lima di dunia (PERKENI).
Biasanya orang yang terkena diabetes merupakan orang yang memiliki riwayat orangtua yang juga penyandang diabetes, berat badan berlebihan (obesitas), merokok, stres, punya riwayat darah tinggi, kurang beraktifitas fisik, banyak makan makanan yang mengandung kolestrol, dan bertambahnya usia. Walaupun faktor-faktor diatas tak harus dimiliki untuk menjadi alasan seseorang terkena diabetes, tetapi menurut penelitian ahli diatas adalah faktor risiko penyebab diabetes.
Gejala khas penyakit diabetes adalah banyak buang air kecil bahkan sering bangun malam hanya untuk buang air kecil, banyak makan (sering merasa lapar), banyak minum karena sering merasa haus juga, bahkan berat badan akan turun pada beberapa pasien dan kadar gula darah sewaktu diatas 200 atau gula darah puasa diatas 126. Diabetes tidak hanya terjadi pada orang dewasa dan lanjut usia, tetapi juga menyerang anak-anak.
Diabetes dibagi menjadi beberapa jenis, secara umum kita mengenal diabetes tipe 1 yang disebabkan oleh kegagalan pangkreas menghasilkan insulin untuk menangkap gula darah kita menjadi gula otot, angka kejadian diabetes jenis ini banyak terjadi pada anak-anak. Diabetes tipe dua merupakan penyakit yang disebabkan oleh kegagalan insulin untuk menangkap gula darah. Jadi yang perlu kita ingat, pada tipe satu insulinnya tidak ada, sedangkan pada tipe dua insulinnya ada tapi tidak sensitif. Ada juga diabetes gestasional pada ibu hamil dan diabetes tipe lain seperti Moody dan Lada.
Bagaimana caranya kita tau kalau kita sedang terkena diabetes? Jadi apabila anda merasa ada perubahan perilaku yang tidak biasa seperti bertambag sering buang air kecil, banyak makan atau merasa lapar, banyak minum, atau merasa gatal-gatal yang tidak hilang, kesemutan/kebas, dan tiba-tiba berat badan anda turun tanpa sebab mungkin anda perlu periksa ke dokter atau klinik layanan primer. Biaya pemeriksaan dan pengobatan diabetes ini ditanggung BPJS, bahkan ada program support grup seperti prolanis (program lansia dan penyakit kronis) kepada panyandang diabetes.
Jika anda terkena diabetes, dokter tidak langsung menyarankan anda menggunakan obat atau insulin. Jadi ada empat pilar penanganan diabetes yang masih dianjurkan oleh PERKENI, yaitu diet sehat, aktivitas fisik, obat-obatan dan edukasi. Makan makanan yang sehat itu penting dan yang harus kita ingat adalah 3J, Jumlah makanan, Jenis makanan dan Jadwal makanan. Jumlah makanan yang kita makan haruslah seimbang antara yang masuk dan kebutuhan energi yang keluar, jenis makanan harus mengurangi makan makanan yang tinggi gula, dan jadwal makan harus diatur atau diusahakan sedikit tapi sering ketimbang jarang tapi banyak.
Aktivitas fisik yang baik bagi penyandang diabetes adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara berkesinambungan selama 30-60 menit seharidan lima hari dalam satu minggu. Aktivitas fisik yang dilakukan tak harus berat, bisa saja yang dilakukan hanya aktivitas fisik sehari-hari seperti bersepeda ke kantor, naik turun tangga, jalan kaki dari parkiran ke ruangan atau membersihkan halaman rumah. Obat-obatan yang dibutuhkan oleh penyandang diabetes biasanya akan dikombinasikan dan diberikan dosis tertentu, pasien tidak boleh menambah atau mengurangi dosisnya tanpa sepengetahuan dokter. Apabila obat-obatan masih tidak mampu membantu pasien untuk mengontrol gula darahnya, maka insulin adalah pilihan terakhir.
Edukasi ke penyandang diabetes sangatlah penting, terutama edukasi untuk menjaga kaki agar tidak luka. Memeriksakan kaki setiap malam sebelum tidur adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh penyandang diabetes, apabila ditemukan bisul, luka atau hal aneh lainnya segera laporkan ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, sebelum terlambat. Ada juga senam diabetes dan senam kaki yang dianjurkan untuk penyandang diabetes, edukasi rutin sangat diperlukan agar pasien merasa nyaman dan rajin kontrol gula darah ke dokter.
Diabetes biasanya akan menyebabkan banyak komplikasi seperti luka diabetes, retinopati diabetes, neuropati diabetes, nefropati diabetes (berujung gagal ginjal), penyakit jantung koroner dan lain-lain.

Hingga akhirnya, kita harus mengatakan kenyataan pahit bahwa seseorang yang sudah terkena diabetes akan tetap harus menerima kenyataan bahwa penyakit itu harus dibawa seumur hidup. Penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan, tetapi diabetes dapat dikontrol dengan aktivitas fisik teratur, makan makanan yang sehat dan seimbang serta pemeriksaan dan pengobatan rutin. Semoga kita diselamatkan dari penyakit diabetes dan penyandang diabetes diselamatkan dari komplikasi yang banyak terjadi pada pasien diabetes. Jadi, mohon jangan coba-coba pengobatan yang memberikan asa penyembuhan kepada pasien diabetes sebelum terlambat dan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Selalu konsultasi kepada tenaga kesehatan yang jelas-jelas bertanggung jawab secara kompetensi, walaupun mereka tidak memberikan asa bahwa penyakit itu dapat disembuhkan karena yang bisa membuat seseorang sehat hanyalah Allah SWT, sedangkan manusia hanya bisa berusaha sesuai standar kompetensinya masing-masing.

Thursday, 25 May 2023

BICARA TENTANG KULIAH SAMBIL KERJA 2

           Cerita tentang anak kos yang mencari makan dan uang untuk mencukupi kebutuhan jajannya, dari beli makan sampe beli kolor.

Sesuai dengan penjelasan aku diatas, cerita ini terjadi waktu aku masih kuliah dan aktif jadi seorang agen asuransi swasta. Boleh kita mulai ceritanya sekarang?

            Jadi anak laki-laki dari seorang ayah yang bekerja sebagai PNS memang membuatku memiliki kehidupan yang rumit, pada awal bulan kepala senang, tanggal satu sampai tanggal lima makan di Solaria. Pertengahan bulan makan indomie dan akhir bulan makan promag agar gak kena sakit lambung gara-gara makan satu hari sekali.

            Terkadang kepala ikutan sakit pas akhir bulan karena stok uang jajan dan indomie sudah mulai menipis. Jadi, kehabisan uang diakhir bulan bulan bisa menyebabkan penyakit sistemik pada jantung (berdebar-bedar), saraf (stress), ginjal (banyak pipis, gara-gara banyak minum demi menahan lapar) dan masih banyak yang lain.

            Jadi, sebagai mahasiswa kita memang wajib memiliki siasat untuk menangani itu semua. Berbagai cara dilakukan oleh mahasiswa seperti kerja part-time menjadi penjaga warnet, penjaga warteg, jadi sekuriti, pengaja kandang kucing, sampai mangkal sama bencing bencing di pinggir halte.

Ada juga teman aku yang kerja menjadi pengamen jalanan, jadi agen ‘Dasyat’, dan jadi agen seribu sunlight. Bahkan ada yang jadi kolor ijo dan nggak segan-segan ngepet dijalan, yang jelas para pembaca wajib tahu kalo aku nggak pernah jaga lilin ya.

            Siang ini adalah liburan akhir pekan yang menyenangkan, jauh dari tugas dan jauh dari tuntutan dosen yang bermacam-macam jenisnya. Liburan seperti ini memang sangat menyenangkan jika dinikmati dengan penuh kedamaian. Biasa, hidup ini memang kejam bung, jadi kau harus terbiasa dengan hidupmu.

Tak lama baru saat aku menikmati akhir pekanku, suara ketokan pada pintu yang menganggu langsung memecah konsentrasiku. “Tok tok tok.” Suara orang yang mengetuk dibalik pintu rumah kontrakan yang seakan-akan memecah keheningan liburku yang santai.

            Aku masih duduk setengah berbaring dikursi sofa yang ada diruang tengah sambil menonton TV, yah walaupun sekarang tonton di TV nggak ada lagi yang menyenangkan menurutku, minimal hiburan terbaruku adalah pencet-pencet remot.

Terkadang kita memang tidak menyukai bermacam-macam film. Tapi menurut survey yang dibuat oleh Cak Lontong menyetakan bahwa rata-rata cowok akan menonton film sampai habis walaupun menurutnya tidak menyenangkan, bahkan kesal karena endingnya nggak sesuai dengan harapan sang cowok.

            Oke, sekarang kita kembali kebalik pintu bagian luar. Tak mendapatkan respon dariku, sikawan yang ada dibalik pintu kembali mengetok pintu rumahku dengan misteriusnya, hanya suara ketokan lho, “Tok tok tok.”, nggak ada suara lain, bahkan ucapan salampun nggak ada terdengar.

            “Iya, tunggu tunggu sebentar.” Teriakku dari ruang tengah sambil menggerutu, “Ihhhh…. Sok misterius kali orang ini.” Ucapku dalam hati.

            Aku langsung membuka pintu sambil bengong mengangga. Entah makhluk apa yang ada didepan wajahku, yang jelas dia bukan homo.

            Satu… dua… tiga… Taraaa

            “DASHYAT…!!!!” teriak orang yang dari tadi asik mengetuk pintu rumahku, setelah aku membuka pintu rumah dan menatap wajahnya dengan penuh cinta..

Aku yang sangat kaget melihat makhluk aneh yang tiba-tiba berkata ‘Dasyrat’ itupun langsung bertanya, “Anda siapa?” tanyaku dengan raut wajah trauma.

Sikawan ini budeg atau tolol ya? Boro-boro menjawab pertanyaanku. Tak menjawab pertanyaanku, malah kembali bilang “Dashyat” dengan semangatnya.

“Doorrrr….” Bunyi aku menutup pintu dengan kerasnya.

“Ini orang, kok nggak bilang salam atau permisi malah bilang Dashyat.” Gumamku dalam hati sambil kembali duduk di sofa.

Tak lama setelah aku meninggalkan pintu, “Tok… tok… tok…” aduh suara ketukan itu lagi, gumamku dalam hati sambil berjalan kembali untuk membuka pintu.

“Buka nggak ya?” begitu tanyaku di dalam hati.

Aku langsung membuka pintu, dikarenakan aku takut kalo yang mengetuk itu adalah teman dekatku.

“Dashyat!” seru sikawan yang ada dibalik pintu sambil berteriak kembali, setelah itu dia langsung menjajakan produknya sambil mengajakku jadi agen sebuah MLM. Memang sih, MLM sedikit menjanjikan kekayaan, tapi ingat ya Cuma “JANJI”. Hahahaa.

“Oke oke mas, saya hubungi lagi kalo saya berminat.” Ucapku sambil setengah mengusir dan menutup pintu rumahku tak lama kemudian setelah dia pergi.

Setelah aku ditawari untuk bergabung dengan MLM sikawan tadi, aku langsung mencari info MLM yang lebih menjanjikan dari pada yang ditawarkan oleh sikawan tadi. Yang jelas, pekerjaan yang tidak perlu modal uang tapi menghasilkan. Hingga akhirnya aku berjalan menuju Jalan Kapt. Rivai Palembang dan menemukan kantor Prudential Palembang.

Dengan percaya dirinya, aku menemui Senior Unit Manager untuk diwawancarai sebagai Agen Asuransi. “Agen Asuransi” lho? Aapaan itu?

Jadi aku diberikan tumpukan buku dan CD (bukan Celana Dalam, tapi CD yang asli) yang harus aku pelajari untuk mengikuti banyak ujian sebelum jadi agen asuransi Prudential. Memang sih menjadi agen asuransi sangatlah ribet dan membutuhkan sertifikasi agen.

Pengalaman menjadi agen memang rupa-rupa rasanya, galau, sakit, terhina, dikejar anjing sampai diteriakin maling oleh maling pula, tapi gajinya menjanjikan bro, lumayan buat jajan satu bulan.

Pengalaman pertamaku saat melakukan prospek kepada calon nasabahku sangatlah mulus, kenapa? Karena nasabah pertamaku adalah ayahku. Kemudian aku prospek lagi nasabah keduaku, dan tetap berjalan dengan mulus, karena nasabah keduaku adalah abang ayahku. Jadi, jalan pertamaku menjadi agen asuransi sangatlah mulus.

Oke, pengalaman pahit jadi agen asuransi saat aku lagi mencoba untuk prospek calon nasabahku. Semuanya berjalan lancar, ketika itu aku sudah masuk kedalam pekarangan rumah sang calon nasabah. Saat itu aku membuka pintu gerbang dengan sangat mudah dan aman, kemudian aku masuk dengan meninggalkan sepeda motor didepan gerbang rumah sang calon nasabah.

Beberapa langkah setelah perjalananku kerumah sang calon nasabah, aku mendengar suara Herder terdengar dari arah utara dan lari mengejar diriku. Aku langsung terkejut dan membuat aku sontak berlari meninggalkan motorku yang ada didepan gerbang rumah calon nasabah.

Aku juga pernah kok diteriaki maling sampai-sampai dilempar sama batu, tapi itu semua adalah perjuangan kita untuk mempertahankan hidup, untuk mencoba mandiri dan bebas finansial dari tanggungan orangtua kita.

Walaupun bagi banyak orang apa yang aku lakukan tadi sedikit konyol, tapi bagi kita yang mencoba lepas dari orang tua adalah sebuah kebanggan.

            Mungkin banyak alasan kenapa aku rela menjadi seorang agen asuransi swasta. Mungkin alasan pertamaku adalah gaji yang dihasilkan (bukan dijanjikan) sangatlah besar, tapi kita tidak perlu mengeluarkan modal uang sepeserpun, kalo modal otak dan waktu banyak. Karena terlalu banyak teori yang harus kit abaca saat mau test menjadi agen.

            Kedua, mungkin dikarenakan aku sangat suka mengikuti meeting yang dilaksanakan oleh perusahaan setiap minggu. Meeting yang mereka lakukan selalu dihotel berbintang empat ataupun lima dengan makanan yang sangat enak dan banyak a.k.a. Prasmanan. Terkadang aku membawa tempat nasi/makanan maupun bungkusan untuk membawa pulang makanan sisa yang banyaknya tak terkira kerumah, untuk dibagikan keteman satu kontrakanku.

            Ketiga, aku bisa mendapatkan baju baru setiap meeting. Aku punya banyak baju batik dan kemeja bagus yang diberikan secara cuma-cuma dan biasa digunakan untuk meeting. Dibeberapa waktu, bahkan aku bisa berfoto dengan tokoh-tokoh terkenal. Contoh: Mary Riana, Ridwan Mukrie, Ary Ginanjar, Mario Teguh, Andre Wongso dan Lee Chandra (kalo nggak salah namanya itu).

            Bahkan suatu hari aku pernah membawakan sisa makanan yang banyak kerumahku, berupa sup asparagus (hemat Rp. 100.000), ayam bakar enam potong (hemat Rp. 90.000), capcay (hemat Rp. 20.000), bakso goreng (hemat Rp. 20.000), salad buah dan sayur (hemat selama satu hari) dan lain-lain.

            Wicak, temen serumah dan setanah airku dating kekamarku dengan wajah lugunya untuk minta makanan yang aku bungkus tadi.

Sabtu Malam Yang Cerah dan indah

Sabtu  malam pun tiba, meeting bulanan dilancarkan. Aku sudah siap-siap menggunakan Jas untuk mengikuti meeting di Hotal Aryaduta Palembang. Tak lama setelah berpakaian yang rapi, aku langsung keluar kamar dan menuju parkiran.

Tiba-tiba Wicak mendatangiku dengan menggunakan kemeja dan celana goyang. Hal itu membuatku bertanya-tanya. Setan apa yang merasuki Wicak? Atau kepalanya terbentur batu di pekarangan rumah.

Tumben sekali Wicak rapi malam ini, apakah dia mau ngedate sama pacarnya? Oh tidak mungkin, karena dia homo dan tidak punya pacar perempuan. Seingat aku dia masih pacaran dengan Jono.

Dengan wajah tak berdosa dia mendatangiku sambil berkata, “Gus, bolehkah aku ikut makan malam ini?” begitu tanyanya lugu kepadaku.

Aku menatapnya dengan bingung, kami saling tatap beberapa menit sampai aku tersadar dan berkata, “Makan?” aku terpelongo melihatnya.

Wicak langsung menegakkan badannya sambil berkata, “Oh iya, Meeting maksudnya. Ehem… ehem..” bergaya sok bijak meniru gaya orang barat.

Hal spontan itu membuatku menjadi bingung untuk menjawabnya, “Oke.. oke… kamu boleh ikut aku, asalkan jangan bikin malu aku.” Ucapku sewot.

Ballroom Hotel Aryaduta lantai 4. Aku dan Wicak berjalan berdua menaiki lift, Wicak hari ini bertindak sebagai asistenku. Keadaan ini aku salahgunakan dan manfaatkan untuk beberapa hal, seperti menyuruhnya membuang tisu bekas ingusku, mengambil pulpen yang sengaja aku jatuhkan dilantai dan masih banyak lagi.

Sampai akhirnya saat jamuan makan malam sebelum pembukaan meeting, kami makan di pojok kanan Ballroom. Saat makanan kami sudah habis, kami ambil lagi dan pindah ke posisi duduk yang lain.

Tiba-tiba, seseorang mendatangi kami seraya bertanya kepadaku, “Siapa ini Gus?” Tanya atasanku Pak Sutanto.

Aku langsung mengangkat kepalaku seraya berdiri dan menyalami beliau, “Ini teman pak, asisten pribadi.” Jawabku dengan senyum yang ramah.

Pak Tanto langsung memegang bahuku sambil mengajakku langsung keruang pertemuan, “Ayok masuk, meeting akan segera dimulai.”

Pembukaan meeting-pun akan dilaksanakan, dan sekarang saatnya menyanyikan lagu kebangsaan Prudential, kayak mars-nya gitulah. Saat semuanya sudah berdiri dan siap-siap bernyanyi. Si Wicak dengan wajah konyolnya hanya diam dan bengong ntah apa yang dia pikirkan.

“Cak, ikuti kami nyanyi. Kamu jangan cuma diam.” Bisikku kepadanya.

Lama sekali dia tidak bereaksi hingga lagu yang kami nyanyikan sudah habis, dan terdengarlah suara teriakan Wicak, “We Are Number One.”, semua mata tertuju pada kami berdua.

“Mampus aku!” ucapku dalam hati.

Yah, begitulah pengalaman sebagai agen asuransi selama beberapa bulan, menyenangkan dapet duit tapi harus kerja keras. Tapi, masih banyak kok pekerjaan lain yang bisa temen-temen lakoni untuk mencari uang.

Wednesday, 24 May 2023

Kumulai yang baru

 Suatu kenangan yang tak akan terlupakan, salah satunya disini. Satu minggu setelah aku mengikuti ujian nasional, aku langsung berangkat ke Palembang untuk mengikuti bimbingan belajar.

            Siang yang terik di Pelabuhan Mentok disertai dengan bau angin laut yang harum. Aku langsung membawa koperku untuk menuju kedalam kabin kapal. Selama perjalanan empat jam itu, aku hanya sendiri tanda ditemani oleh satu orangpun.

            Setelah empat jam dilautan luas, akhirnya tulisan “Selamat Datang di Bom Baru, Palembang.”, sekarang aku sudah di Palembang ya? Tanyaku dalam hati.

            Sama halnya dengan di Pelabuhan Mentok dan di kapal tadi, aku tetap sendirian tanpa dijemput oleh siapapun. Aku memang orang Palembang, aku memang asli dari sini. Tapi baru satu kali ini aku pergi kesini sendirian.

            Aku langsung menyetop mobil angkot yang lewat disekitar pelabuhan. “Pati berapa pak?” dengan polosnya aku bertanya. Hanya dengan bermodal sebuah alamat keluarga, aku keliling Kota Palembang.

            Supir angkot itu bilang “Dua puluh ribu dek.” Setelah mendengar jumlah ongkos yang harus aku bayar, aku langsung naik ke angkot itu dengan hati yang agak lega.

            Tak terasa setengah jam telah dilalui, aku langsung diberhentikan disuatu tempat yang jelas ini bukan Pati. Ya, dibawah Jembatan Ampera. Ternyata aku kena tipu oleh supir angkot tadi. Hanya bermodalkan secarik alamat yang diberikan oleh ayahku kepadaku, aku berjalan keliling kota. Setelah tiba di Masjid Agung Palembang, aku langsung melaksanakan Shalat Ashar. Suasana masjid yang haru dan sejuk, saat aku berdoa tiba-tiba aku langsung meneteskan air mata.

            Aku langsung keluar masjid dan meneruskan perjalananku dengan membawa koperku. Aku langsung menemui pak polisi yang sedang jaga di pos, karena ku fikir kalo polisi nggak mungkin akan menipu kita.

            Aku langsung mendekati pak polisi yang wajahnya agak sangar itu, “Assalam, maaf pak. Saya mau tanya, bapak tau nggak alamat ini?” sambil menunjukkan secarik kertas kepada pak polisi.

            Pak polisi yang garang itu langsung menjadi agak ramah, “Iya dek, memangnya ini rumah siapa?” tanya bapak polisi dengan lembutnya.

            Aku langsung menjawabnya sambil menundukkan kepala karena agak putus asa, “Ini rumah kakak dari bapak saya pak.” Diam sejenak, “Bapak tau nggak?”

            Setelah itu aku langsung diantarkan kealamat tersebut dengan menaiki mobil CRV miliknya. Ternayata polisi itu adalah anak dari kakaknya ayahku. Aku merasa sangat beruntung dengan apa yang terjadi. Aku langsung mencari tempat bimbel dan kos sementara. Karena ayahku memerintahkan aku untuk tidak menjadi benalu bagi keluarga pamanku.

            Pagi yang cerah disertai bau embun pagi yang menyejukkan hati. Aku mulai keluar rumah, karena Palembang adalah kota metropolitan yang sibuk. Aku berjalan, menelusuri ramainya kota. Mungkin karena di Palembang juga banyak pejalan kaki, jadi aku tidak merasa asing dan terkucilkan dari kota.

            Akhirnya aku sudah bertemu dengantempat bimbel yang tepat, ya di GSC. Dan aku mendapatkan tempat kost didepan tempat bimbel kami. Hari pertama bimbel tiba, aku langsung bergegas pergi ke GSC. Awalnya aku mengira kalo aku hanya sendiri, ternyata aku bertemu lagi dengan teman satu asramaku, mereka adalah Riduan dan Kevin. Aku langsung bersalaman dan menepuk bahu mereka karena aku sangat merasa senang.

            Suasana kelas yang hanya berisikan duapuluh orang, tapi berisikya seperti seratus orang. Setelah habis jam pertama bimbel. Aku, Kevin dan Ridwan langsung bolos pada jam kedua karena kami mau nonton AFC Cup antara Pesasus dan Sriwijaya FC. Kami naik bus yang dialokasikan demi kepentingan suporter, kami langsung naik keatas bus (bukan kedalam ya!) sambil meneriakkan yel-yel Sriwijaya FC. Itu adalah pengalaman pertamaku menggila sebagai suporter sepak bola.

            Awalnya aku hanya bimbel dengan tujuan main-main belaka, hingga akhirnya aku mendapatkan SMS dari Intan, “Selamat ya, kamu lulus UN.” Melihat SMS darinya itu aku langsung tersemyum, “Sepertinya sekarang dia sudah ingat kembali denganku.” Fikirku dalam hati.

            Aku langsung membalas SMS-nya, “Kamu sekarang udah inget sama aku ya?” dengan cepatnya aku mengetik SMS.

            Setelah lima menit aku menunggu, datanglah SMS balasan yang berbunyi, “Ya, makasih ya. Makasih udah mengirimkan album kemaren.”

            Ternyata salah satu yang menyembuhkan amnesianya adalah album yang aku berikan, album itu digunakan oleh dokter untuk membuat pola ingatannya kembali dan pulih. Setelah menjalani terpi selama enam bulan akhirnya dia ingat kembali denganku.

            “Huhhh....” keluhku sambil berlari menuju ke tempat bimbel. “Sepertinya aku hampir telat, bakal jadi bahan dipermalukan dan ditertawakan ni.” Fikirku dalam hati.

            Aku langsung mengetuk pintu sambil mengucapkan salam “Assalamualaikum.” Aku langsung membuka pintu. Dan seperti dugaanku, aku menjadi bahan tertawaan oleh teman-temanku. Banyak yang bilang kalo aku belum mandi, muka bantal alias tukang tidur dan banyak ejekkan lain yang tidak menyenangkan.

            Aku langsung mengambil tempat duduk kosong yang ada dipaling depan disamping seorang wanita yang bernama Elfira. Sambil tertawa dan menutup mulutnya dia bertanya kepadaku, “Eh, kamu kok telat terus? Kasihan kan orangtuamu bayar bimbel mahal-mahal tapi kamu nggak serius.” Tiba-tiba kata-katanya itu langsung membuat aku tersadar dan berusaha lebih giat lagi.

            Aku langsung diam sejenak untuk menarik nafas dan mencoba menjawab, “Oke, kita buktikan siapa yang unggul nanti.” Sambil tersenyum kepada Elfira.

            Sejak percakapan itu kami menjadi kompak dan kami bersaing untuk dapat nilai terbesar. “Fira, liat ni. Post testku dapat nilai sembilan puluh.” Sambil menunjukkan secarik kertas. “Kalo kamu berapa?” tanyaku.

            Dia hanya diam sambil tertawa dan menyimpan kertas hasil post testnya, “Gak ada. He.. he.. he..”

            Aku mencari Kevin dan Ridwan, “Kemana mereka?” aku bertanya kepada Resti yang sedang mengerjakan soal SNMPTN tahun lalu.

            Resti langsung melihat kearah luar sambil berkata, “Mereka tadi kayaknya main Point Black, memang hobi nggak masuk orang dua itu.” Jawab Resti ketus.

            Setelah jam bimbel habis, aku dan Fira langsung pulang bersama,“Habis ini mau kemana Fira?” aku mulai bertanya.

            Dia langsung melihat kearah wajahku dan menjawab, “Nggak tau lag Gus, aku juga bingung mau kemana.” Sambil memegang tas ranselnya.

            Aku langsung mengajak dia main ke Museum, “Ke museum yok, abis itu kita ke Gramedia untuk nyari buku.” Ajakku dengan nada semangat.

            Setalah beberapa hari berlalu, Elfira menjadi pacarku. Aku sudah menjadi agak sedikit melupakan Intan yang sedang menuntut ilmu di sebuah SMA negeri di Solo. Saat kami sedang asiknya belajar bersama, tiba-tiba HP-ku berbunyi. Aku melihat ada SMS dari Intan, “Agus, apa kabarmu? Kenapa nggak pernah lagi ngasih kabar ke aku?” setelah membaca SMS dari Intan aku hanya bisa terdiam dan merasakan awan kelabu mulai menutupi hatiku.

            Elfira langsung memecahkan lamunanku, “Agus kenapa bengong?” tanyanya padaku.

            Aku langsung tertawa dan menutup BB Torch milikku, “Nggak ada apa-apa kok, aku cuma bingung aja. Ngak ada yang abeh.” Aku tersenyum. “Eh, ini gimana si? Kamu tau nggak?” aku langsung mengalihkan perhatian Elfira kembali pada pelajaran yang sedang kami bahas. Difikiranku aku hanya bisa berfikir dan minta maaf dengan Intan, “Ntan maafkan aku.” Aku hanya bisa menahan tanggis.

            Tiga hari sebelum SNMPTN, ternyata tentor kami sudah kehilangan kesabarannya, tiba-tiba dia memarahi Ridwan dan Kevin. “Ridwan, kamu mau jadi apa? Jawab pertanyaan nggak pernah bener. Kamu nggak mungkin bisa kuliah Ridwan.” Kata tentorku dengan galaknya.

            Ridwan yang hobi main Point Black hanya bisa tertunduk diam, sambil tertawa kecil dan berbisi kepada Kevin, “Gara-gara kamu ni, kita dimarahin.”

            Tentorku langsung melihat kearah Kevin, “Ini lagi, mau ngambil FK UNSRI. Passing Grade FKIP Biologi UNS aja kamu nggak lulus, apalagi mau ambil FK UNSRI dan FK UNS. Bunuh diri kamu!” kata tentor kami dengan garangnya.

            Kevin dan Ridwan hanya bisa tertunduk sambil tertawa kecil dan berbisik-bisik, “Gara-gara kamu ni!”.

            Hari SNMPTN pun dimulai, aku dan Elfira mendapatkan tempat yang sama untuk test. Setelah tes kami bertemu lagi dan langsung pergi untuk pacaran.

            Tiba-tiba dijalan dia langsung bicara yang agak aneh, “Sebenarny kamu sayang nggak sama aku?” sambil melihat kearah mataku.

            Aku langsung menunduk malu, “Eh, sungainya rame kali ya. Sungai Musi, banyak itiknya.” Aku langsung menunjuk kearah sungai, untuk mengalihkan perhatian Elfira.

            Tiba-tiba tamparanpun langsung melayang kearah pipiku, “Plak,”. Dia langsung berbicara dengan tegasnya, “Jawab pertanyaanku!” dengan nada bicara yang tinggi.

            Aku langsung beranikan diri menjawab dengan jujur, “Sebenarnya, aku lebih sayang dengan orang yang sekarang sedang berada jauh disana.” Sambil tersenyum dan memejamkan mataku. Aku langsung diam sejenak, “Maafkan aku!” tambahku.

            Semenjak saat itu SMS-ku tidak pernah dibalas dengan Elfira, facebook milikku di blokir olehnya. Kami langsung putus kontak dan tidak pernah bertanya tentang satu sama lain.

            Hari demi hari telah terlewati, akhirnya kami bisa melihat hasil dari SNMPTN. Aku sangat terkejut karena Kevin sekarang masuk FK UNSRI, dan Ridwan masuk FK UGM. Ternyata apa yang dikatakan oleh tentor kemaren membuat mereka termotivasi untuk menjadi lebih baik, mereka tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh tentor, tapi yang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya untuk bisa masuk ke sana. ***