Beberapa hari telah berlalu, aku sudah melalui hari-hari di rumah kontrakan baru yang ku rasa sedikit nyaman. Walaupun aku merasa nyaman, kenapa banyak tetangga bertanya yang aneh-aneh tentang kontrakanku?
Pertanyaannya mulai beragam, dari yang bertanya apakah
aku ada merakan aura-aura mistis disekitar kontrakanku sampai apakah aku
merasakan aura kasih bergoyang didekat dapurku. Bahkan ada yang bertanya apakah
aku sudah punya pacar.
Iya, mereka juga sering bertanya apakah aku sudah diajak
berkenalan oleh “Penghuni” rumah ini. “Yang bener aja.” Itulah jawabanku ketika
menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh yang terlontar oleh banyak orang tentang
rumah baruku.
Denger-denger, konon (jangan dibalik) katanya penghuni
rumah sebelumku pernah diajak kenalan oleh “penghuni” lamanya sampai-sampai mereka pindah dan menyebarkan gossip yang nggak-nggak hingga
rumah yang sekarang aku kandangi
ini tidak dihuni lagi karena orang lain takut. Ya, tapi sudah tujuh hari tetep
aja aku belum mendapatkan hal-hal aneh ataupun bahkan diajak bertemu didepan
rumah untuk berkencan dengan “Penghuninya.”.
Oke, bisakah kita lanjut?
Memang sih, ada temanku orang Hindu namanya “Wayan”. Dia
pernah jera masuk kerumahku, ada yang tau kenapa? Karena katanya rumahku pengap
(udara susah masuk rumah) karena nggak ada ventilasi udara. Alasan yang logis
bukan?
Sudahlah secara logika, makhluk yang sudah masuk ke
lubang kubur mana bias hidup kembali kecuali kalo dia main film “Bangkit dari
Kubur” tahun 1980-an.
Tiga bulan kemudian.
“Wayan, Wayan…”
tangan seorang laki-laki mengetuk pintu rumah Wayan tengah malam, kalo aku
nggak salah waktu itu jam satu malam.
Tak mendapatkan respon dari Wayan, aku melanjutkan
menggedor pintu rumahnya sambil teriak-teriak, “Wayan… wayan… buka pintunya
cepat.
Tak lama kemudian Wayan-pun bangun dari tidur panjangnya
yang bertahun-tahun. Seorang anak ketutunan Bali itu bingung tak terkira meliat
seorang laki-laki (bukan) homo yang mengetuk pintu rumahnya itu.
“Iya… iya… sabar.” Wayan menjawab sambil berjalan kearah
pintu masuk rumahnya itu.
“Ckrekk…” suara pintu rumah terbuka, dan betapa
terkejutnya Wayan melihat diriku yang dating kerumahnya jam satu malam lewat
dengan membawa bantal dan guling.
“Boleh numpang tidur dirumahmu?” tanyaku dengan wajah
yang berseri sambil nyengir kuda.
Aku dipersilahkan masuk dan tidur di kasur yang sudah
disiapkan oleh Wayan. Percakapan diantara heningpun mulai. “Kenapa emangnya
kamu sampe bangunin aku tengah malam Gus? Lain kali kalo mau numpang tidur SMS
aja dari siang, jangan dadakan kayak gini.”
Aku mengeluarkan kepalaku yang dari tadi aku sembunyikan
didalam selimut, “Bukan gitu Yan, ada yang aneh aja dirumahku.”
Wayan menghidupkan obat nyamuk bakar spiral yang
bentuknya kayak kentang goreng sambil duduk didepanku, “Emangnya ada apa kamu
ni Gus?”
“Yang jelas aku selalu mendengar suara langkah orang
didepan pintu kamarku, lalu pas aku buka nggak ada siapa-siapa lho Yan.” Ucapku
dengan nada yang gemetar karena ketakutan.
“Cuma itu?” Tanya Wayan lagi dengan nada sombongnya.
“Nggak juga, kadang-kadang air keran hidup sendiri,
padahal udah aku matikan lho… trus hidup lagi, aku matikan, hidup lagi.”
Jawabku menjelaskan lagi.
Malam yang larut akhirnya kami habiskan dengan cerita
horror tentang rumahku.
Jadi begini, mungkin setelah aku jabarkan beberapa
kejadian dirumahku akan membuat wacana bagi para pembaca untuk menebak
sebenarnya apa profesi hantu penunggu rumahku ini. Apakah dia seorang mantan
tentara, polisi, pemain bola atau apakah selama hidupnya.
Pertama, beberapa hari setelah aku menempati rumah itu.
Aku meninggalkan rumah itu dalam keadaan berantakan sebelum aku berangkat ke
kampus tercinta. Oke… okee, aku akui rumahku dengan kapal pecah bisa dibilang sebelas duabelas lah. Ditambah lagi ada kecoa
sama laba-laba lagi pesta miras beramai-ramai dengan keluarganya. Tikus aja
udah lebih gede dari pada kucing, sampai-sampai kalo ada kucing dirumahku bisa
dikejar-kejar sama tikus. Tapi setelah aku pulang kerumah kontrakanku, ternyata
rumah kontrakanku sudah dalam kondisi besih.
Kedua, kejadiannya hampir mirip dengan kejadian
sebelumnya. Aku meninggalkan seember besar (lebih tepatnya disebut baskom gede)
piring dan gelas kotor yang udah nggak aku cuci selama berhari-hari. Tapi
setelah aku pulang sudah dalam kondisi bersih semuanya.
Ketiga, pada hari itu PDAM disekitar komplek kontrakanku
mati. Jadi, semua keran PDAM di kontrakanku aku tutup untuk menghindari masuk
angin ke dalam meteran PDAMnya. Tapi saat malam tiba-tiba saja air PDAM dirumahku hidup walaupun
kerannya nggak dihidupkan. Woooww, ada apa ini?
Keempat, kadang-kadang aku mendengarkan suara seorang
perempuan bernyanyi. Semakin lama suaranya semakin kecil hingga akhirnya
berhenti.
Tapi, lama kelamaan aku semakin tahan dengan gangguan si-kawan yang sangat berisik disampingku. Ya mau bagaimana
lagi? Uang kontrakan udah terlanjur dibayar, sangat konyol jika pindah karena
hal yang begituan saja.
Beberapa hari setalah aku menempati rumah itu, sang
penghuni rumah sebelum aku datang untuk mengambil
kompor gas dan parabola yang belum sempet mereka ambil.
Sambil bercerita ringan dibumbui tawa, di ujung bicara
mereka sang mantan penghuni rumah membuat aku geger setelah mereka bercerita
bahwa merka pindah karena sering diganggu sama makhluk astral dan nenek yang
sering melambai lambai lebay. Katanya ada bayi hasil aborsi yang dikubur
didepan rumah ini saat rumah ini kosong. Sambil meninggalkan aku dalam keadaan
bengong bingung tak karuan. Benarkah?
No comments:
Post a Comment